Rabu, 05 Juni 2013

PKS KELUAR DAN CABUT MENTERINYA KOALISI TINGGAL 5 PARTAI !?

 Opini Saya : MUHAMMAD NUR OKT



 Partai Koalisi ( Ilustrasi foto :
www.beritajakarta.com )

Mari kita simak bersama hampir disemua media online 3  hari terakhir yaitu sejak tanggal 3 Mei 2013 hingga hari ini berita tentang dinamika presepsi kenaikan  harga BBM menjadi berita hangat dan menarik unruk dicermati,bagaimana tidak dari 6 Partai yang berkoalisi di Kabinet Indnesia Bersatu jilid II, Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) dengan tegas menolak kenaikan harga BBM, yang sesungguhnya bertujuan untuk penyelamatan anggaran ( Fiskal ) dimana didalamnya terkait dengan upaya pemerintah untuk membantu masyarakat kurang mampu agar bisa bertahan untuk meningkatkan taraf hidupnya dalam bentuk Bantuan Tunai, beras bagi kaum miskin, biaya Pendidikan dan Pembangnan Imfrastruktur di Pedesaan, yang mekanismenya akan ditaur oleh Pemerintah kemudian.

Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) menolak dengan tegas kenaikan harga BBM bersubsidi , alasannya, menurut Wakil Ketua Komisi XI Bidang Keuangan DPR dari Fraksi PKS, Andi Rahmat ( sebagaimana kami kutip dari rilis VivaNews.com edisi 4 Juni 2013, sebagai berikut :
  1. Karena mereka menilai pemerintah tak punya pijakan kuat untuk melakukan hal itu. “Pemerintah tidak punya dasar yang kuat,” kata Andi saat mendampingi Presiden PKS Anis Matta di Surabaya.
  2. Pemerintah sudah dua kali mengambil kebijakan yang sama untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sejak dulu pula, menurut Andi, PKS telah mengajukan proposal ke pemerintah sebagai solusi agar harga BBM bersubsidi tak naik. Namun pemerintah tetap bersikukuh menaikkannya.
  3. Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq secara terpisah mengatakan Dalam proposal itu, kami mengajukan kenaikan harga di sektor energi seperti gas supaya tidak ada lagi kenaikan BBM. Tapi masukan PKS ini tak didengar ” katanya. 
Walau PKS adalah Partai Koalisi, Partai Pendukung SBY- Boediono namun  mereka katanya akan tetap bersikap kritis terhadap Pemerintah. Tapi kenapa kalau pada tahun 2005 dan 2007 PKS mendukung kenaikan harga BBM bersubsidi, mengapa pada tahun 2013 ini kemudian menolak opsi yang sama  ?!

Sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam Partai Koalisi Pemerintahan Pa SBY - Boediono di Kabinet Indonesia bersatu terdiri dari 6 Partai Yaitu : Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional ( PAN ), Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ), Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) dan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) dari 6 Partai ini hanya 1 ( satu ) Partai yaitu PKS yang dengan tegas menolak Kenaikan harga BBM, itu pertanda bahwa Koalisi 6 Partai kurang solid dalam mengambil kebijakan penting untuk menyelamatkan Fiskal kita.

Pernyataan sikap PKS yang menolak kenaikan harga BBM di tanggapi dengan serius dan beragam oleh beberapa Orang Kader Partai Demokrat, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Ketua Fraksi Demokrat di DPR RI misalnya Ibu Nurhayati Ali Assegaf bereaksi  yang pernyataannya dimuat diberbagai Media mengatakan bahwa "  Jika memang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah tidak lagi satu visi dengan Setgab partai koalisi silakan keluar. PKS juga diminta menarik kadernya yang duduk di kursi menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II.

Pernyataan Ibu Nurhayati terasa cukup tegas, sebagaimana dirilis oleh OkezoneNews ( 5/6/2013 ) bahwa " "Kita tidak perlu membicarakan orang yang sudah tidak ingin. Hadir saja tidak mau ya silakan (keluar). Buat apa kita harus repot-repot. Kalau tidak suka cabut menterinya," kata Nurhayati usai rapat Setgab koalisi di kediaman Wapres Boediono, Selasa (4/6/2013). Kata Beliau Koalisi adalah itu dengan niat baik. Kita bergabung karena kita punya kesamaan visi dan niat baik mendukung pemerintah sampai selesai, bukan sebaliknya merong-rong pemerintahan," ungkapnya.

Mengamati Berita seputar Kenaikan harga BBM bersubsidi dan penolakan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) tidaklah akan berpengaruh luas bagi berlangsungnya kebijakan Pemerintah mengenai kenaikan Harga BBM bersubsidi karena 5 Partai Koalisi tetap solid, tidak menutup kemungkinan Gerindra akan ikut menyetujui kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut dan kalau itu terjadi maka dari 9 Partai kemungkinan 6 Partai dengan opsi setuju dan 3 Partai kemungkinanannya akan menolak.

Prediksi Saya 6 Partai yang akan mendukung Opsi kenaikan harga BBM bersubsidi adalah :
  1. Partai Demokrat,
  2. Partai Golkar,
  3. Partai Amanat Nasional ( PAN )
  4. Partai Persatuan Pembangunan ( PPP )
  5. Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB )
  6. Partai Gerindra ( Non Koalisi ) 
Prediksi yang diperkirakan akan menolak Kenaikan Harga BBM bersubsidi adalah :
  1. Partai Demokrasi Perjuangan ( PDIP ),
  2. Partai Hanura ( Hati Nurani Rakyat ),
  3. Partai Keadilan Sejahteran ( Koalisi ).
Karena ini adalah opini dalam Prediksi Penulis maka apa yang dimuat dalam artikel ini bisa saja akan berubah, karena tidak menuntup kemungkinan bila terjadi Lobbi -lobbi Politik  PKS   akan kembali mendukung dan bersama dengan Koalisi.

Namun bila Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) tetap pada pendiriannya menolak kenaikan harga BBM bersubsidi yang di programkan oleh Pemerintah, sebagai bagian dari Pemerintah PKS  yang menolak Program tersebut tentu akan menarik 3 Menteri yang saat ini duduk di Pemerintahan Koalisi Pa SBY - Pa Budiono,  bisa kerana desakan  atau karena memang sudah bertekad bulat untuk keluar dari Koalisi,  kita lihat Saja perkembangannya !?***

Ini Opini Saya tentang Kenaikan BBM tanggal 4 Juni 2013, dan ini kenyataannya klik dan baca disini " didukung-6-fraksi-di-dpr--harga-bbm-naik-pekan-depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar