Ilustrasi foto : www.tribunnews.com
Pemilu 2014 yang diselenggarakan pada 9 April 2014 sudah usai namun KPU belum menetapkan secara resmi siapa sesungguhnya Pemenang Pemilu tahun ini, berdasarkan Quick Qount yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga Survey yang sudah merilis sejak dini menempatkan PDI Perjuangan pada posisi pertama dengan torehan 18,90 %, disusul Partai Golongan Karya ditempat kedua dengan 14,30 %, ditempat ketiga Gerindra 11,80 %, Partai Demokrat diposisi keempat dengan 9,70 %, kelima Partai Kebangkitan Bangsa 9,20 %, Keenam Partai Amanat Nasional 7,50 %, Partai Nasional Demokrat ( Nasdem ) 6,90 %, dan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) 6,90 %, Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) 6,70% , Hanura 5,40 %, Partai Bulan Bintang 1,60 % dan PKP 1,10 %.
Mari kita Flash Back ke Pemilu sebelumnya , Pemilu Pertama di Indonesia setelah kemerdekaan pada 17 Agutus 1945 adalah Pemilu yang digelar pada tahun 1955, kemudian disusul berikutnya Pemilu 1971 yang diikuti oleh 9 Partai dan 1 Golomana yaitu Golongan Karya dimana Golkar saat itu yang keluar sebagai Pemenang dan Pak Harto terpilih kembali sebagai Presiden RI, Pemilu `1977 - 1997 yang kemudian mengangkat Pa Harto sebagai Presiden , penulis tak akan berceritra panjang tentang tahapan Pemilu dan Pemilu sebelumnya , tapi langsung membawa pembaca untuk masuk kearena Pemilu 1999 dimana tonggak baru demokrasi Indonesia dimulai dimana Pa Harto dan Rezimnya yang biasa disebut Rezim Orde Baru mundur dari tampuk Pemerintahan setelah lebih dari 30 Tahun menjadi Presiden Republik Indonesia pada 20 Mei 1998 karena desakan masyarakat yang tak bisa dibendung lagi, dengan mundurnya Pa Harto maka berdasarkan konstitusi Pa Habibie yang saat itu menjadi wakil Presiden secara otomatis menjadi Presiden RI yang ke-3 menggantikan Pa Harto.
Pa Habibie dilantik menjadi Presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998 setelah setahun memerintah digantikan oleh Gus Dur pada 20 Oktober 1999 berdasarkan hasil Pemilu 1999 yang diikuti oleh 48 Partai Politik dimana PDI-P dengan Ketua Umumnya Ibu Mega keluar sebagai Pemenang pertama dengan torehan 33, 74 % dan memperoleh 153 kursi di DPR RI , walau begitu IBu Mega hanya bisa memperoleh kursi wakil Presiden , Partai Golkar ditempat kedua dengan 22,44 % setara dengan 120 Kursi di DPR, hanya mendapatkan kursi Menteri, sedang PKB yang didirikan oleh Gus Dur hanya mendapatkan 12,61 % berhasil menempatkan Gus Dur sebagai Presiden RI yang ke-4 ( perlu diketahui saat itu Presiden diangkat oleh MPR , dan Gus Dur didukung oleh poros tengah yang diprakarsai oleh Pa Amin Rais, walau kemudian Gus Dur tumbang dan digantikan oleh Ibu Mega sebagai Presiden ke-5.
Pada Pemilu 2004 dimana untuk Pertama kali Rakyat Indonesia memilih langsung Presiden dan wakil Presiden serta wakilnya di Parlemen ( Anggota DPR RI, DPR D dan DPD ), sebagaimana kita ketahui Pemilu 2004 digelar pada tangga; 5 April 2004 , diikuti 24 partai politik. Partai- politik yang memperoleh suara paling sedikit tiga persen dapat mengusung pasangan calonnya untuk maju pada pemilihan Presiden. Pada Pemilu 2004 tersebut Partai Golkar yang diketuai oleh Pa Yusuf Kalla menang dan berada diposisi pertama dengan 21,58 % dan meraih 128 kursi di DPR RI, sedang PDI-P yang pada Pemilu sebelumnya menduduki tempat pertama harus puas di posisi kedua 18,53 % dan meraih 109 kurswi di DPRI RI, PKB ditempat ketiga dengan 10,57 % atau 52 kursi di DPR RI, tempat keempat PPP dengan 8,15 % atau 58 kursi di DPR RI dan PARTAI DEMOKRAT 7,45 % dengan 57 Kursi di DPR-RI.
Pada Pilpres secara langsung yang pertama di Indonesia yang digelar dalam 2 putaran pada bulan Oktober 2004 Bpk. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ( Pendiri Partai Demokrat ) yang hanya meraih 7,45 % yang berpasangan dengan Bpk. Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presiden Ketua DPP Partai Golkar pemenang Pertama Pemilu 2004 dengan 21,58 % suara berhasil mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri , Ketua umum PDI-P yang memperoleh 18,53 % suara yang berpasangan dengan Bpk. K.H. Hasyim Muzadi ( NU ) PKB dengan 10,57 % suara di Pemilu 2004. PDI-P akhirnya memilih jadi oposisi sedang beberapa Partai memilih untuk menjalin koalisi dengan Pemerintah.
Dari hasil tampilan angka-angka pada Pemilu legislatif yang diperoleh Partai Pengusung kedua pasangan kandidat Pilpres 2004 seperti diatas bila dijumlahkan akan nampak seperti ini :
- Pasangan Bpk. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ( Pendiri Partai Demokrat ) yang memperoleh 7,45 % kalau di jumlahkan dengan suara Pa Yusuf Kalla Partai Golkar pemenang Pertama Pemilu 2004 dengan 21,58 % pasangan ini memiliki modal suara di Pileg adalah 28,99 %.
- Pasangan Ibu Megawati Soekarnoputri , Ketua umum PDI-P yang memperoleh 18,53 % suara yang berpasangan dengan Bpk. K.H. Hasyim Muzadi ( NU ) PKB dengan 10,57 % di Pileg 2004 memiliki 29,10 % suara.
Pemilu 2009 dimana untuk pertama kalinya sistem proporsional terbuka diterapkan , pemilih tak lagi memilih partai politik, melainkan caleg. Penetapan calon terpilih pada suatu daerah pemilihan bukan lagi berdasarkan No urut Calon akan tetapi berdasarkan perolehan suara terbanyak, Pada Pemilu kali ini Partai Demokrat yang dipimpin oleh Pa SBY berhasil memenangi pileg 2009 dengan meraup suara sebanyak 20,85 persen, disusul Partai Golkar 14,45 % dan PDI-P memperoleh 14,03 % suara, Gerindra 4,46 % sedang Hanura 3,37 %.
Seperti Pemilu sebelumnya setelah Pemilu Legeslatif 2009 digelar yang disusul kemudian dengan Pilpres 2009 yang diselenggarakan pada 8 Juli 2009 , Bpk. DR. Susilo Bambang Yudhoyono yang berpasangan dengan Bpk. Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2009 - 2014 dalam satu putaran , mengalahkan pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri berpasangan dengan Bpk Prabowo Soebianto dan pasangan Bpk. Yusuf Kalla dengan Bpk. Wiranto .
Demikian juga halnya bila Dari hasil tampilan angka-angka pada Pemilu legislatif yang diperoleh Partai Pengusung ketiga pasangan kandidat Pilpres 2009 bila dijumlahkan akan nampak seperti ini :
- Pasangan Capres/ Cawapres 2009 - 2014 Pa SBY dan Pa Boediono diusung Partai Demokrat yang menang di Pileg dengan torehan 20,85 % suara. memperoleh 60,80 % suara di Pilpres.
- pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri dengan Bpk Prabowo yang diusung PDI-P dan Gerindra , 18,49 %, memperoleh 26,79 % di Pilpres
- Bpk. Yusuf Kalla berpasangan dengan Bpk. Wiranto . Yang diusung Partai Golkar dan Hanura dengan 18,82 % suara di Pileg , memperoleh 12,41 % di Pilpres.
Selanjutnya data pada Pilpres 2009 membuktikan bahwa pasangan Ibu Megawati Soekarno Putri dengan Bpk Prabowo yang diusung PDI-P dan Gerindra , yang di Pemilu Legislatif memperoleh 18,49 %, di Pilpres tahun yang sama memperoleh 26,79 % dan berada ditempat kedua mengalahkan pasangan ketiga Bpk. Yusuf Kalla berpasangan dengan Bpk. Wiranto . Yang diusung Partai Golkar dan Hanura dengan memperoleh 18,82 % suara di Pileg lebih baik dari pasngan Ibu Mega- Pa Prabowo , tapi hanya memperoleh 12,41 % di Pilpres.
Dari penggalan pengalamansebelumnya maka sangat masuk akal bila Partai Demokrat terbuka untuk membuat poros baru atau berupaya menggalang poros tengah karena dalam Pemilu 2014 yang baru lalu berdasarkan Quick Qount hanya memperoleh 9,70 %, meleset dari target 15 % dan sangat jauh bila dibadingkan dengan torehan di Pemilu 2009 yang mencapai Presidential Treshold 20,85 % , Walau angka ini tidak terlalu jelek bila dibanding pada Pemilu 2004 yang hanya 7,45 % tapi berhasil membentuk koalisi dan memenangkan pasangan Presiden/ Wakil Presiden 2004 - 2009 Pa SBY - dan Pa JK .
Koalisi yang akan dibangun oleh Partai Demokrat tentu tak lepas dari Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang digelar sebelum Pemilu 2014 yang dari awaldigagas adalah untuk menjaring Calon Presiden terbaik dari peserta Konvensi bukan Calon wakil Presiden, dengan berpijak pada hasil yang dicapai pada Pemilu 2014 yang tidak mencapai ambang batas untuk mencalonkan sendiri Presiden dan Wakil Presiden maka Partai Demokrat tentu secepatnya akan melakukan pendekatan, menjalin komunikasi yang efektif dengan Partai-Partai poros tengah yang torehan suaranya sedikit lebih dibawah dari Partai Demokrat , dan untuk mencapai Presidential reshold 20 % , Partai Demokrat sebaiknya mengajak PAN ( Partai Amanat Nasional ( PAN ) yang secara kebetulan ada kedekatan emosional antara Ketua Partai dan Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) y ang ada kesamaan platform partai dan selama ini menjadi koalisi beretika di KIB 1 dan KIB 2.
Bila kemudian Koalisi antara Partai Demokrat, PAN dan PKB dari poros tengah yang dinamai Poros Baru itu bisa diwujudkan , maka harapan para peserta Konvensi untuk maju sebagai Capres / Cawapres di 2014 bisa terwujud , karena sebagai Partai Besar Partrai Demokrat tidak akan bahagia bila hanya duduk dipinggir lapangan sebagai penonton setia menyaksikan Capres/Cawapres Partai Kompetitor bertarung di Pilpres 2014 pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang.***
Diolah dari berbagai sumber
,m
BalasHapus