Disusun Oleh : MUHAMMAD NUR OKT
Sebagaimana yang kawan-kawan sekalian ketahui bahwa sejak usainya Pemilu dan Pilpres 2014 posisi Pa SBY ( Partai Demokrat ) adalah menjadi penyeimbang dalam hal ini wajar kalau disebut netral, walau tak dipungkiri ada tawaran untuk bergabung baik oleh kubu Joko Widodo maupun Prabowo Subianto. Namun, tawaran keduanya ditolak oleh Demokrat hal ini terungkap dengan jelas dari pengakuan Pa SBY dibeberapa media antara lain dikutip di VivaNews yang dirilis pada tanggal 15 September 2014.
"Partai Demokrat dan saya diajak oleh
kedua-duanya (untuk bergabung) dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi,
saya katakan Partai Demokrat akan menjadi penyeimbang tidak masuk ke
kubu Jokowi dan Prabowo," kata SBY dalam video Youtube yang diunggahnya
Minggu 14 September 2014. dan kami kutip dari VivaNews, Sebabnya kata Pa SBY jelas dan terang pula yaitu " Jika Partai Demokrat masuk ke salah
satunya, lima tahun ke depan partainya akan terjebak dalam politik yang
sangat keras. "Itu bukan pribadi saya dan Partai Demokrat," kata dia.
Selanjutnya Pa SBY mengatakan bahwa Partai Demokrat " Memiliki prinsip dan etika politik
tersendiri. Namun, Partai Demokrat akan konstruktif terhadap isu atau
kebijakan yang tengah berkembang di masyarakat. Dan tentunya apabila ada Issu Besar yang baik untuk rakyat , dari manapun ide itu muncul
, dari Jokowi maupun Prabowo, Partai Demokrat akan mendukung.
Mengenai RUU Pilkada yang sedang menjadi Polemik antara kedua kubu, kubu Pa Jokowi dan Pa Prabowo posisi Pa SBY ( Partai Demokrat ) hingga saat ini ( 15/9/2014 ) belum menentukan sikap, menurut Pa SBY Partai Demokrat tengah mencari posisi yang tepat pada RUU Pilkada ini. Sebab Beliau tak ingin terjerumus dalam polemik yang tercipta antara kedua kubu.
"Saya khawatir kalau voting di parlemen,
misalnya pokoknya kubu A pokoknya kubu B, ini seperti peperangan harga
diri. Kalau kubu A mengatakan ini , yang seberang pasti tidak setuju.
Tetapi apakah seperti itu untuk melahirkan UU yang sangat penting, roh
demokrasi, kepentingam rakyat. Saya harap tidak seperti itu," kata SBY
dalam video Youtube yang diunggahnya, Minggu 14 September 2014.
Sikap Pa SBY sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Barat Pa SDK di Mamuju kemarin bahwa " RUU Pilkada yang sedang menjadi Polemik di Pusat baik Pilkada langsung maupun tak langsung ada baik dan ada pula buruknya, ada untung dan ada pula ruginya , namanya buatan manusia begitulah adanya memang tak ada yang sempurna, sesempurna ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan apapun hasil yang telah disepakati secara bulat dan bersama-sama, Pilkada langsung ataupun Pilkada melalui DPRD itulah yang akan kami patuhi dan laksanakan "ungkap Beliau dikediamanya Sapota (14/9/2014 ) sebelum bertolak ke Jakarta.
Walau begitu kita semua menyadari bahwa
Keputusan segera akan diambil dalam beberapa hari kedepan oleh Wakil
kita di Parlemen dan kalau tak ada aral melintang RUU Pilkada akan
disahkan pada tanggal 25 September 2014 di Gedung DPR RI Senayan menjadi
Undang-Undang yang kemudian akan dipedomani dalam penyelenggaraan Pilkada diseluruh
Indonesia, dan berharap keputusan yang terbaik yang lahir bagi Rakyatlah yang
disepakati.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar